Pages

Ustadz Yusuf Mansur Memberi Contoh Bagaimana Menyikapi Sebuah Berita

I Ini tentang sebuah berita yang muncul dan bagaimana seorang public figure bersikap. Kemarin berita Anies Baswedan sempat ramai diperbincangkan berkaitan tentang tata cara doa yang dilakukan di sekolah-sekolah. Ust Yusuf Mansur langsung merespon di akun twitter milik beliau. Suasana menjadi semakim ramai.

Setelah berhasil menghubungi langsung Mendikdas Anies Baswedan dan berbincang tentang apa yang terjadi, Ust Yusuf Mansur langsung menyiarkannya melalui akun twitter resmi miliknya. Silahkan teman teman langsung ke tkp aja untuk melihat secara keseluruhan.

Dengan kejadian ini kita dicontohin oleh Ustadz Yusuf Mansur. Kalau ada berita JANGAN REAKTIF, tapi TABAYYUN dulu. Cari klarifikasi. Alhamdulillah Ust. Yusuf Mansur langsung cari klarifikasi ke Pak Menteri. Meskipun sebelumnya beliau sempat reaktif sebelum meminta klarifikasi.

Eh, itu kan Ustadz famous, kalo rakyat kecil kayak kita gimana? Kalau rakyat jelata kaya kita caranya gampang, minimal ga share berita yg ga jelas juntrungannya. Buat apa share berita, komen sok pinter tapi ternyata di belakang kita yang salah, keliatan bodo. Malu sendiri kan? Ingat, jempol lebih dekat ke keyboard dibanding ke otak. Think twice before posting. Kedua, kita kan punya temen atau guru yang lebih pintar yang bisa kita mintain nasihat atau pendapat. Minta lah pendapat beliau. Alih alih mendapat malu, kita malah menambah ilmu.

Dan kalau ternyata diri kita yang kedapatan salah, harus berjiwa besar untuk meminta maaf. Itu juga dicontohin sama Ust. Yusuf Mansur.

Let's make harmony in Indonesia, for a better future!

(Entah ya kalo ngambil contohnya dari Ust. Guru Besar Jonru. Beda cerita) - -  Kabur ah!

Kerja! Kerja! Kerja!



Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang baru, Sri Pudjiastuti, cuma punya ijazah SMP. Dia cuma berijazah sampai level SMP bukan tanpa cerita. Dulu dia pernah belajar hingga jenjang SMA, tapi dia dikeluarkan dari SMA karena waktu itu aktif di kegiatan Golput di era Orde Baru. Gila ya, ini orang punya nyali berapa ya umur ikut kegiatan kaya gitu waktu SMA?

Meskipun pendidikannya cuma SMA yang gak selesai. Bu Susi ini udah kenyang banget sama pengalaman langsung. Punya bisnis ikan yang dirintis dari modal ratusan ribu, punya maskapai sendiri yang namanya Susi Air (orang di luar jawa pasti ga asing sama nama maskapai ini). Pesawat milik dia ini adalah pesawat yang pertama kali tiba di Aceh saat bencana tsunami melanda. Salut!
Banyak yang mendukung, ga sedikit juga yang mencibir. Tapi yang terpenting itu "Kerja! Kerja! Kerja!". 

Indonesia ini milik kita semua, bukan cuma milik mereka yang ada di Istana. Jadi, kita bakal urun angan sama menteri-menteri ini atau kita ikut turun tangan?

(sumber gambar: beritagar.com)

Pilkada - Paragraf Mana yang Ingin Kamu Lanjutkan?

Jadi pemimpin daerah itu cuma bisa lewat partai. Jaman dulu, cuma orang berduit dan punya koneksi internal yang akhirnya diangkat partai lalu lobi sana-sini biar dipilih dewan DPRD. Rakyat? Ga punya hak, cuma disuruh duduk anteng nerima siapapun yang dipilih.

Semua berubah ketika pilkada langsung, butuh suara dari masyarakat, orang baik dan kompeten punya kesempatan dicalonkan lalu dipilih. Efeknya? Banyak partai yang berlomba-lomba meminang orang-orang tersebut.

--
Memang, proses yang ada di paragraf kedua ga sempurna. Ada kekurangan di sana-sini. Tapi dengan memperbaikinya. Kita bisa melanjutkan cerita demokrasi ke paragraf selanjutnya, dengan lebih baik.

Tapi... dengan diadakannya pemilihan tidak langsung, keadaan politik negara kita balik ke paragraf 1.

23 April, Setahun Sebelumnya

Tepat setahun yang lalu, gue melakukan pertemuan kedua dengan Putra, Co-Founder dari TeknoJurnal. Pertemuan untuk ngomongin sebuah kepastian (ceilee), karena beberapa hari sebelumnya di pertemuan pertama, Putra dengan berbaik hati nawarin ke rakyat jelata kaya gue untuk gabung ke TeknoJurnal, media online yang udah termasyhur di kalangan pengembang aplikasi mobile.

Putra bilang, ada niat ngerekrut dia dan Firman setelah ngeliat tulisan gue yang di facebook notes. Jujur, itu adalah tulisan serius pertama gue. Tapi dari situ gue jadi lebih sadar, dengan tulisan kita bisa lebih dikenal lebih jauh sama orang. Jadi, menulis itu gak ada ruginya sama sekali. (Tentunya bukan yang memancing blogwar hingga tutup akun ya)

Gue jadi inget kata-kata om Pram:

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" - Pramoedya Ananta Toer

Setelah minta restu orang tua – seperti saran dari Putra, akhirnya gue memutuskan ikut kapal ini untuk berlayar bareng mengarungi lautan industri mobile di Indonesia. Keputusan itu gue sampaikan ke Putra tepat sekitar pukul 23, di tanggal 23, tahun 2013.

Gabung di perusahaan ini bikin nambah banyak hal seru di cerita hidup gw. Di perusahaan ini gue bisa ngembangin diri gue, bisa dapet value dari kerjaan gue. Ini makannya yang bikin gue ikhlas pun kalo ada kerjaan sampe malem ataupun di hari libur.

“Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life.” - Confucius

Kerja di TeknoJurnal bukan cuma bikin diri gue makin berkembang, seringkali gue sering dapet kejutan-kejutan asik. Misal, waktu itu lagi nabung, berdoa biar bisa beliin laptop buat adek gue. Eh, beberapa minggu setelah kerja gue dapet doorprize ultrabook kece dari Acer. Bahkan beberapa hari setelah gue nerima gajian pertama (kalau gak salah). Laptop ASUS yang gue pake pun bisa lungsur ke adek gue. Alhamdulillah.



Seiring berjalannya waktu, ada keajaiban-keajaiban lain dalam hal memenuhi kebutuhan. Semua udah pasti terjadi dengan kuasa Tuhan. Ada BB, powerbank, dan lain sebagainya.

Mungkin Tuhan anggap gue belom butuh pacar. Mungkin

Pernah, di suatu bulan, kerjaan gue semi-full isinya jalan-jalan. Pertama adalah ikut ‘7 Cities Roadtrip’. Techinasia barengan sama TeknoJurnal ngadain meetup di 7 kota. Kelar dari Roadtrip ini, gue sakit. Hahaha

Masih di bulan yang sama. Menjelang bulan tersebut berakhir, Firman dan Putra mempercayakan gue untuk ngewakilin TeknoJurnal ikut acara di tanah kelahiran Jackie Chan! Alhamdulillah.


Anugrah lainnya adalah gue dipercaya untuk ngurusin web akademiberbagi.org, (mungkin) karena kerjaan sebagai editor di TeknoJurnal. Lagi-lagi gue ngerasa ini berkat TeknoJurnal. Gue senang! Satu lagi keinginan gue tercapai: bisa berkontribusi lebih banyak di komunitas, terutama Akademi berbagi.

Kayanya banyak banget hal seru yang gak bisa diceritain detil satu persatu. Berkat TeknoJurnal juga gw bisa kenal lebih banyak orang, bisa lebih banyak dateng ke acara-acara teknologi pas jam kerja (dulu ini gue lakuin di kantor yang lama secara diem-diem. Hehe), juga bisa nambah lebih banyak ilmu.

Makasih Firman, Putra, dan TeknoJurnal atas kepercayaannya. Semoga gue juga makin bisa berkontribusi banyak buat kalian.

Adhit, gue, Putra, dan Firman

Oiya, kenapa gue inget? Karena beberapa jam setelah gue ambil keputusan itu... gue ulang tahun. Ada yang mau ngasih kado?

Dari Keraton Hingga Benteng Vastenburg



"Ini adalah yang pertama, semua harus sempurna."

Pagi itu saya harus ke bandara Soekarno Hatta sebelum adzan Subuh berkumandang. Saya diundang untuk mengikuti uji jaringan sebuah perusahaan telekomunikasi di sebuah kota kecil namun bisa dibilang paling padat penduduknya. Kesalahan mengatur jadwal meeting membuat saya harus rela hanya memiliki waktu 1 jam packing, 30 menit untuk tidur, dan 10 menit untuk mandi. Padahal ini adalah penerbangan pertama saya. Duh.

3 Hal yang Patut Kita Syukuri di Pemilu 2014

Ini entah budaya orang Indonesia yang selalu 'untung aja' ketika mengalami sesuatu yang gak mengenakan atau emang selalu ada hal yang bisa disyukuri di setiap kejadian? Yang jelas ketika kemarin berlangsung pemilu legislatif serentak di seluruh wilayah Indonesia, bangsa ini wajib bersyukur atas prosesnya.

Pandji, Mesakke Bangsaku, dan Impian

Hari ini, 9 April 2014, ada banyak hal seru. Pemilihan Legislatif 2014, pagi hari bisa gue awali dengan olahraga, sehari bikin beberapa postingan, lalu malamnya nonton Stand-up Comedy dari Pandji Pragiwaksono yang berjudul Mesakke Bangsaku.

Maraton Kopdar Bandung-Bandung-Jakarta (Part 2)

Selepas kopdar malemnya sama Dita, Mamat, Rea, Uttha, Yudha, dan Danang. Gw ditampung di kosan Uttha, ngobrol ngalor ngidul sambil nonton pertandingan sebuah klub medioker yang punya fans paling banyak di muka bumi. Thanks Ta yang udah mau nampung imigran gelap asal Bekasi-Jakarta-Depok ini.

Manfaat Shalawat

Jumat ini agak mendung di Depok, jumatan bareng sama temen-temen kantor berdelapan. khotib tempat saya sholat Jumat berbicara tentang shalawat. Sholawat sendiri kurang lebih artinya adalah kalimat yang mengandung doa kepada Nabi Muhammad SAW. 

Lalu, apa yang disampaikan khotib ketika khutbah Jumat tadi?

Maraton Kopdar Bandung-Bandung-Jakarta (Part 1)

Awal Maret gue ngejalanin salah satu momen yang bikin gue bisa punya banyak temen dari berbagai kota di Indonesia, yaitu Local Leaders Day 2014, yang diadain sama Akademi Berbagi. Sama-sama punya satu misi bikin kami yang ikut di acara tersebut jadi cepat akrab.

2 minggu kemudian, perusahaan tempat gue kerja, yang bergerak di developer agency, ngadain workshop 2 hari di kota Bandung (setelah sebelumnya di Jogja).

Iseng, pagi pas mau berangkat di mobil travel gue ngetwit dan ngirim whatsapp di grup #LLD2014 ngajakin temen-temen akber Bandung untuk kopdar lucuk. Ternyata 3 orang (Uttha, Rea, Yudha) nyanggupin untuk dateng. Hore!