Pages

Pandji, Mesakke Bangsaku, dan Impian

Hari ini, 9 April 2014, ada banyak hal seru. Pemilihan Legislatif 2014, pagi hari bisa gue awali dengan olahraga, sehari bikin beberapa postingan, lalu malamnya nonton Stand-up Comedy dari Pandji Pragiwaksono yang berjudul Mesakke Bangsaku.


Stand-up ini adalah stand-up comedy tercerdas menurut gue. Sebelum cerita lebih lanjut, gue mau bilang kalau gue adalah penggemar baru Stand-up Comedy. Gue nonton standup comedy kalau waktu gue senggang, butuh ada yang diketawain kalau lagi sendiri, atau video stand-up yang direkomendasiin sama temen. Nah, Mesakke Bangsaku Pandji ini lain lagi, gw nonton stand-up Pandji yang satu ini setelah dia cerita behind the scene tiap bit-nya di blog dia.

Gue searching di Youtube, ketemu bit-bit dia tapi sepotong-sepotong. Becandaannya cerdas! Salah satunya bit Gereja Glenn yang bikin gue ngakak setengah mampus. Langsung lah gue jatuh cinta sama Mesakke Bangsaku ini. Singkat cerita, akhirnya gue nonton versi 'agak' full di Kompas TV malam ini, setelah pemilu, sebelum nonton MU.

Pandji saat Mesakke Bangsaku Jakarta (dari sini)

Di penutupan, sebelum tirai panggung ditutup, dia berpesan ke para comic yang hadir. Dia bilang kalo dia terharu banget sama kota terakhir tour Mesakke Bangsaku, yaitu di Teater Jakarta. Tiket Mesakke Bangsaku adalah tiket termahal untuk sebuah pertunjukkan stand-up comedy di Indonesia, dan hebatnya lagi tiket terjual habis! Untuk bisa ke tempat tersebut dia harus meyakinkan Dewan Kesenian Jakarta bahwa stand-up comedy juga merupakan seni.

Dia ngebangkitin mimpi para comic lainnya. Comic yang sama-sama memulai karir standup comedy dari komunitas, di venue yang gak jelas, yang gak gede-gede banget, dan akustik rada butut. Pandji menantang mereka untuk bisa menaklukan impian mereka. Bisa standup comedy di panggung seperti itu. Panggung yang besar dan dihadiri oleh orang-orang yang bersedia bayar mahal untuk menontonnya.

***

Omongan Pandji bikin gue sadar. Gue pernah ngerasain panggung kaya gitu bareng Madah Bahana. Lebih tepatnya di gedung Graha Bhakti Budaya, sebelahnya Teater Jakarta. Panggung yang kurang lebih punya aura sama karena masih dalam lingkungan Taman Ismail Mardzuki.

Gw pernah jadi artis di panggung tersebut. Ditonton sama orang-orang yang bayar tiket mahal untuk bisa datang, duduk, dan nikmatin pertunjukkan kami di panggung itu. Bahkan ditonton oleh komposer ternama yang kalian pasti tahu orangnya kalau gue sebut namanya... Adhie MS.

Gak cuma nonton, Adhie MS juga dateng pas kami gladi resik. Nonton kami gladi resik, dateng ke backstage pas kita lagi briefing dan dia nyemangatin kami para penampil.

***

Tirai panggung Pandji ditutup. Pandji terharu bukan main, terpancar dari matanya. Gue? Sedang sibuk bersyukur sama Allah SWT, karena pernah ngerasain jadi 'rombongan artis mahal' di panggung.