Pages

Berkomunikasi Layaknya Seorang Pemimpin

Pengantar: Kajian ini pernah menjadi pembahasan dalam kelas Akademi Berbagi, bertema “Self Developing: Communcation and Leadership” yang diselenggarakan 31 Januari 2013 lalu dengan pemateri Patar Simatupang.

Ilustrasi
Menciptakan sebuah perubahan yang ditujukan untuk orang-orang sekitar kita, memang tidaklah mudah. Dibutuhkan seseorang yang mempunyai kuasa untuk memimpin atau yang memiliki jiwa kepemimpinan

Pemimpin adalah orang yang memiliki visi, misi, tujuan dan kompetensi dalam komunikasi dan hubungan interpersonal. Dalam hal ini pemimpin mempunyai pengikut dan bertugas melayani pengikutnya, misalnya orang populer dengan sebuah posisi penting seperti ahli politik, pejabat bahkan Presiden. Pemimpin pada hakikatnya bisa dipelajari melalui pengembangan diri, baik dengan mengemban jabatan atau dimiliki dari sebuah prestasi


Dilihat dari segi personal pemimpin dalam kaitannya untuk mewujudkan komunikasi yang baik, perlu membangun tiga hal yaitu kompetensi, komitmen dan karakter.

Kompetensi yaitu meliputi mutu dan kualitas untuk menguasai topik pembicaraan yang akan disuguhkan pada audiens. Komitmen, dimana kita fokus terhadap pesan yang ingin disampaikan. Serta karakter seseorang yang memiliki jiwa pemimpin dalam hal otoritas untuk berbicara, ia harus punya sesuatu yang unik dalam dirinya baik dalam hal penampilan, kepribadian, gesture atau body language dan juga artikulasi dalam berbicara

Dalam pembahasan mengenai komunikasi seorang pemimpin, Akademi Berbagi pada 31 Januari 2013 lalu. Menghadirkan ahli komunikasi yaitu Patar Simatupang, seorang dosen, pelatih dan pembicara dalam jurnalisme televisi, yang juga berprofesi sebagai pelatih kepemimpinan pemuda. Ia menjelaskan bahwa bagian yang tak terlepas dari berkomunikasi adalah public speaking. Ia juga menegaskan ada empat poin untuk menjelaskan teknis dalam public speaking untuk bisa diterapkan.

Pertama, open to anchor and engage dalam hal ini seorang pemimpin haruslah fokus pada tujuan dalam menyampaikan pesan. Melakukan pembukaan dengan baik, menjelaskan isi pesan secara fasih dan jelas, lalu berikan kesimpulan diakhir pembicaraan. Diyakini apabila tersusun secara sistematis seperti ini, maka audiens akan aware dan tujuan akan bisa tersampaikan dengan baik.

Kedua, subtle in the body and parts. Sesuatu yang sangat berlebihan dan direka-reka akan terlihat buruk, memainkan gesture saat berbicara secara berlebihan akan sangat mengganggu dalam penyampaian pesan. Sehingga audiens tidak memahami maksud dan tujuan tersebut. Idealnya dilakukan dengan kehalusan dalam menggerakan tangan, kepala, mimik muka atau bagian tubuh lainnya, supaya tidak mengganggu penglihatan. Hal ini sangat menunjang proporsional dan kualitas atas teknik komunikasi yang dilakukan

Ketiga, personal or personalized example, memberikan contoh yang relevan terhadap pokok pembicaraan adalah salah satu kunci untuk bisa dipahami oleh audiens. Melalui ilmu empirisme yang dipunyai oleh seorang speaker di depan adalah sebagai pupuk yang audiens terima, karena dari sinilah kapabilitas bisa terlihat bahwa kita mempunyai kredibilitas atas isi pesan yang disampaikan.

Keempat, conclude to Remember what do you want to say. Pada teknik yang terakhir ini kita kembali fokus pada pembahasan yang disampaikan, tujuan yang ingin didapatkan, berikan audiens suguhan hangat untuk menyimpulkan isi pesan agar audiens dapat dengan mudah mengingat apa yang telah dibicarakan.

Dari keempat poin ini untuk menjalankan teknik public speaking yang baik dan benar kita dapat mempraktikannya secara pragmatis, dan ada bagian untuk rule of three yaitu dimana mengulang sebanyak tiga kali pesan yang ingin disampaikan, untuk menekankan (emphasizing) pesan tersebut agar diingat oleh yang mendengarkan.

“I am as i communicate who i am you stand, you communicate it. You speak, you communicate you. We lead people to see ourselves as true” tutur Patar Simatupang.
sumber di sini